Translate

Minggu, 09 Desember 2012

Kesabaran Diri Kku Menjalan Nie Sebuah Hubungan



Ketika engkau jatuh cinta jangan berjanji untuk 'tidak menyakiti', tapi 'BERTAHAN' lah walau salah satu di antaranya ada yang 'tersakiti' ...  
 Mencintai bukan selamanya bahagia, namun yang namanya 'jatuh' sudah pasti akan mengalami kesakitan-kesakitan di dalamnya.??

Dimana masa-masa sulit saat engkau harus menanti calon kekasih halalmu, dimana...

Jumat, 07 Desember 2012

pidato bahasa inggris dan terjemahannya


PIDATO BAHASA INGGRIS DAN ARTINYA - ANTI NARKOBA DAN                             
OBAT-OBATAN TERLARANG


       In The name of Allah, the beneficent, the merciful. Praise be to Allah the lord of the world, and the sequel is for those who keep their duly unto him, further, there will be no hostility exept against wrong does.
Blessing and salulation be upon the most honourable prophet and messenger, his family all his disciples, and those who follow them in goodness till the day of judgment day.
Besides, I should never forget to thanks the protocol who has fiven me the opportunity. So, I can that deliver my speech in front of you all to day. In this good occasion I desire to preach on the title :
“SAY NO TO DRUGS”
      
Dear Muslim Generation
Thousands of young men have wasted their lives because of illicit drugs in our country, Indonesia. They were mostly victims of a ‘cruel’ environment, a broken-home family, of ignorance, of curiosity or particularly of the illegal drugs mafia. It is estimated that around 4 million people in Indonesia illicit drug users – about one in every 50 Indonesians. In the capital city of Jakarta, it is estimated that three out of ten young people are users. A study by the International Labor Organization (ILO) office in Indonesia showed that around four per cent of illicit drug users in the country are children under 17 years old. Two out of ten users are involved in illicit trafficking. Some teenagers start being involved in producing and trafficking drugs between the ages of 13 and 15. Chairman of the National Narcotics Coordinating Board said that the country’s illicit drug users include around 7,000 junior high school students, over 10,000 senior high school students and about 800 elementary school students.
       Dear Muslim Generation
Allah says :
       religious wahai people who! in fact liquor, gambling, ( berkurban for the) fetish of, and ballot the chance of denan dart, [is] devil deed. hence avoid ( that perbuatan-perbuatan) [so that/ to be] Iucky you. ( Q.S Al-Maidah : 90 )
People usually take drugs to have fun or escape the pressures of life. Drug users among students are particularly worrying. It was reported that a number of traffickers operate around schools by cheating, forcing or giving free illicit drugs to students. Once the students are addicted, they then go to the traffickers to buy the illicit drugs. If they do not have money, they steal it from their family members or others. Narkoba’ is the Indonesian term for narcotics, psychotropic and addictive substances. Psychotropic substances popularly called Ecstasy and Shabu-shabu are considered favorites among the middle and upper class users. However, for an increasing number of young people, the drug of choice is low-grade heroin, known as putaw, which is cheap, plentiful, but potentially deadly. These drugs are readily available in all major urban areas, including schools, Karaoke lounges, bars, cafes, discotheques, nightclubs, and they even spread into remote villages. Therefore it is not surprising that drug users continue to increase from year to year.
      Dear Muslim Generation
The facts above showed us how familiar “Narkoba” issues In our young generation. First we should know what’s the meaning of drugs addiction? Drug addiction is a complex brain disease. It is characterized by compulsive, at times uncontrollable, drug craving, seeking, and use that persist even in the face of extremely negative consequences. Drug seeking becomes compulsive, in large part as a result of the effects of prolonged drug use on brain functioning and, thus, on behavior. For many people, drug addiction becomes chronic, with relapses possible even after long periods of abstinence. The Definition confirm us how serious the consequences of using Drugs.
      Dear Muslim Generation
      Drug abuse has also contributed to the increase of HIV/AIDS patients, through the usage of unsterile injections. According to a report based on an illicit drug and injection safety study of 20 Asian countries conducted by the Center for Harm Reduction in Australia’s Burnet Institute, drug injecting is spreading to all the countries [of Asia] and its popularity is increasing. Our Country, Indonesia have up to 1 million drug injectors, and 19% of them were infected HIV/AIDS. How Dangerous the drugs abuse for us.
      Dear Muslim Generation, The young Generation
       This is an extremely serious issue for us. It’s a threat that could kill an entire generation. One generation of this nation will be lost if we do not take action together and immediately. In short, we must be ready to go to war against illicit drugs and the war must start from home.
then, what can we do as the young generation? Prevention is better than cure. AVOID the Drugs, don’t ever think to try just b’coz you curios. because once you try, you will be trapped and later become addicted, and the addiction will finally turn you into criminals or take your lives. We have so many example around us, what happened to the users. Some b’come crazy, Some was going to the jail, And The others were died. All of them loose their future. I believe we don’t want such things happened to ourselves
        The Young Generation,
Now its time for us to say ‘NO’ to drugs. It’s time for us to arrange our future. It’s time for us to face the world with our ability. It’s time for us to prove that we can do something for our country, With The spirit of ‘Indonesian Awakening Day’
         Thank you.all

 Dalam Nama Allah, dermawan, yang penuh belas kasihan. Segala puji bagi Allah penguasa dunia, dan sekuel adalah bagi mereka yang terus sepatutnya mereka kepada-Nya, lebih lanjut, tidak akan ada exept permusuhan melawan tidak salah.
Berkat ada di atas dan salulation nabi dan Rasul paling mulia, keluarganya semua muridnya, dan mereka yang mengikuti mereka dalam kebaikan sampai hari hari penghakiman.
         Selain itu, aku tidak boleh lupa untuk berkat protokol yang telah fiven saya kesempatan. Jadi, saya yang dapat memberikan pidato saya di depan Anda semua ke hari. Pada kesempatan yang baik saya ingin berkhotbah tentang judul:

“KATAKAN TIDAK UNTUK NARKOBA”
       
 Generasi muslim yang terhormat
Ribuan pemuda telah menyia-nyiakan hidup mereka karena obat-obatan terlarang di negara kita, Indonesia. Mereka kebanyakan korban dari lingkungan yang ‘kejam’, sebuah keluarga broken home, dari kebodohan, dari rasa ingin tahu atau terutama dari mafia obat-obatan terlarang. Diperkirakan bahwa sekitar 4 juta orang di Indonesia pengguna narkoba terlarang – sekitar satu dari setiap 50 orang Indonesia. Di ibu kota Jakarta, diperkirakan bahwa tiga dari sepuluh orang muda pengguna. Sebuah studi oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO) kantor di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar empat persen dari pengguna narkoba di negeri ini adalah anak-anak di bawah 17 tahun. Dua dari sepuluh pengguna terlibat dalam perdagangan gelap. Beberapa remaja mulai terlibat dalam memproduksi dan perdagangan narkoba antara usia 13 dan 15. Ketua Badan Koordinasi Narkotika Nasional mengatakan bahwa pengguna ilegal di negara itu obat termasuk sekitar 7.000 siswa SMP, lebih dari 10.000 siswa SMA dan sekitar 800 siswa sekolah dasar.
          Generasi muslim yang terhormat
Allah berfirman:
wahai orang-orang yang religius! pada kenyataannya minuman keras, perjudian, (berkurban untuk) fetish dari, dan pemungutan suara kesempatan denan panah, [adalah] Iblis perbuatan. maka menghindari (perbuatan-perbuatan yang) [sehingga / akan] Beruntung Anda. (Q.S Al-Maidah: 90)
           Orang biasanya mengambil obat untuk bersenang-senang atau melarikan diri dari tekanan hidup. Pengguna narkoba di kalangan siswa sangat mengkhawatirkan. Dilaporkan bahwa sejumlah pedagang beroperasi di sekitar sekolah dengan menipu, memaksa atau memberikan obat-obatan terlarang gratis untuk siswa. Setelah siswa kecanduan, mereka kemudian pergi ke para pedagang untuk membeli obat-obatan terlarang. Jika mereka tidak punya uang, mereka mencuri dari anggota keluarga mereka atau orang lain. “Narkoba adalah istilah bahasa Indonesia untuk narkotika, psikotropika dan adiktif. Zat psikotropika yang populer disebut ekstasi dan shabu-shabu dianggap favorit di antara pengguna kelas menengah dan atas. Namun, untuk peningkatan jumlah orang muda, obat pilihan adalah heroin kelas rendah, yang dikenal sebagai putaw, yang murah, berlimpah, tetapi berpotensi mematikan. Obat ini tersedia di semua kota-kota besar, termasuk sekolah, lounge Karaoke, bar, kafe, diskotik, klub malam, dan mereka bahkan menyebar ke desa-desa terpencil. Karena itu, tidak mengherankan bahwa pengguna narkoba terus meningkat dari tahun ke tahun.
             Generasi muslim yang terhormat
Fakta-fakta di atas menunjukkan kepada kita bagaimana akrab “Narkoba” Dalam masalah generasi muda kita. Pertama kita harus tahu apa arti dari kecanduan obat? Kecanduan obat adalah penyakit otak yang kompleks. Hal ini ditandai dengan kompulsif, pada saat keinginan tak terkendali, obat, mencari, dan menggunakan yang bertahan bahkan dalam menghadapi konsekuensi yang sangat negatif. Mencari obat menjadi kompulsif, sebagian besar sebagai akibat dari efek dari penggunaan narkoba berkepanjangan pada fungsi otak dan, dengan demikian, pada perilaku. Bagi banyak orang, kecanduan obat menjadi kronis, dengan kemungkinan kambuh bahkan setelah jangka waktu yang lama pantang. Definisi mengkonfirmasi kita betapa seriusnya konsekuensi dari menggunakan Narkoba.
           Generasi muslim yang terhormat
Penyalahgunaan narkoba telah juga berkontribusi terhadap peningkatan HIV / AIDS pasien, melalui penggunaan suntikan yang tidak steril. Menurut sebuah laporan yang didasarkan pada obat terlarang dan injeksi studi keamanan dari 20 negara Asia yang dilakukan oleh Pusat Pengurangan Dampak Buruk di Australia Burnet Institute, narkoba suntik menyebar ke semua negara [Asia] dan popularitasnya meningkat. Negara kita, Indonesia memiliki hingga 1 juta penyuntik narkoba, dan 19% dari mereka terinfeksi HIV / AIDS. Bagaimana penyalahgunaan obat-obatan Berbahaya bagi kita.
Sayang Generasi muslim, Generasi muda
Ini adalah masalah yang sangat serius bagi kami. Ini adalah ancaman yang bisa membunuh seluruh generasi. Satu generasi bangsa ini akan hilang jika kita tidak mengambil tindakan bersama dan segera. Singkatnya, kita harus siap untuk pergi ke perang melawan obat-obatan terlarang dan perang harus dimulai dari rumah.
kemudian, apa yang bisa kita lakukan sebagai generasi muda? Pencegahan lebih baik daripada mengobati. HINDARI Obat-obatan, jangan pernah berpikir untuk mencoba hanya b’coz Anda antik. karena sekali Anda mencoba, Anda akan terjebak dan kemudian menjadi kecanduan, dan kecanduan akhirnya akan mengubah Anda menjadi penjahat atau mengambil kehidupan Anda. Kami memiliki begitu banyak contoh di sekitar kita, apa yang terjadi kepada pengguna. Beberapa gila b’come, Beberapa akan penjara, Dan lain meninggal. Semua mereka lepas masa depan mereka. Saya percaya kita tidak ingin hal-hal seperti terjadi pada diri kita sendiri.
             Generasi Muda,
Sekarang waktunya bagi kita untuk mengatakan ‘TIDAK’ terhadap obat. Sudah waktunya bagi kita untuk mengatur masa depan kita. Sudah waktunya bagi kita untuk menghadapi dunia dengan kemampuan kita. Sudah waktunya bagi kita untuk membuktikan bahwa kami dapat melakukan sesuatu untuk negara kita, Dengan semangat ‘Hari Kebangkitan Indonesia

Rabu, 05 Desember 2012

pelajaran agama


I’JAZ AL-QURAN


A.                   PENGERTIAN

1. Pengertian I’jaz Al-QuranPengertian I’jaz menurut bahasaUntuk mendapatkan makna i’jaz al-Quran, 

            Yang merupakan kata majemuk yang dalam bahasa Arab dinamakan tarkib idhofi, terlebih dahulu kita harus memahami makna i’jaz secara etimologi. I’jaz adalah isim mashdar dari ‘ajaza-yu’jizu-i’jazan yang mempunyai arti “ketidakberdayaan atau keluputan” (naqid al-hazm). Dikatakan : a’jazani al-amru, artinya: “perkara itu luput dariku”. Makna leksikal kedua adalaha “membuat tidak mampi”, seperti dalam contoh a’jaza akhoohu “dia telah membuat saudaranya tidak mampi” manakala dia telah menetapkan ketidakmampuan saudaranya itu dalam suatu hal. Kata i’jaz juga berarti “terwujudnya ketidakmampuan”, seperti dalam contoh: a’jaztu zaidan “aku mendapati 

            Zaid tidak mampu”.[1]Pengertian I’jaz menurut istilahPenampakan kebenaran pengklaiman kerasulan nabi Muhammad SAW dalam ketidakmampuan orang Arab untu menandingi mukjizat nabi yang abadi, yaitu al-Quran.[2] Perbuatan seseorang pengklaim bahwa ia menjalankan fungsi ilahiyah dengan cara melanggar ketentuan hokum alam dan membuat orang lain tidak mampu melakukannya dan bersaksi akan kebenaran klaimnya.[3]Jadi I'jaz al-Qur'an adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas kekuatan susunan lafal dan kandungan Al-Qur'an, hingga dapat mengalahkan ahli-ahli bahasa Arab dan ahli-ahli lain.[4]. Tujuan I’jazul Qur’anDari pengertian yang telah diuraikan di atas, dapatlah diketahui bahwa tujuan i’jazul Qur’an itu banyak, di antaranya yaitu :

1) Membuktikan bahwa Nabi Muhammad saw yang membawa mukjizat kitab Al-Qur’an itu adalah benar-benar seorang Nabi dan Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi al-Qur’an kepada mereka yang ingkar.

2) Membuktikan bahwa kitab al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad saw. Sebab pada kenyataannya mereka tidak bisa membuat tandingan seperti al-Qur’an sehingga jelaslah bahwa al-Qur’an itu bukan buatan manusia.

3) Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghahnya bahasa manusia, karena terbukti pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa Arab tidak ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti al-Qur’an, yang telah ditantangkan kepada mereka dalam berbagai tingkat dan bagian al-Qur’an.

4) Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya. Mereka ingkar tidak mau beriman dan sombong tidak mau menerima kitab suci itu. 

2.  Pengertian MukjizatMukjizat secara etimologi diderivasi dari kata I’jaz yang berarti lemah atau tidak mampu. 

              I’jaz merupakan mashdar (abstract noun) dari kata a’jaza yang berarti berbeda dan mengungguli. Mukjizat dalam istilah (terma) para ulama adalah suatu hal yang luar biasa yang disertai tantangan dan tidak dapat ditandingi.Dengan makna yang sama, Quraish Shihab menjabarkan mukjizat sebagai istilah yang terambil dari kata أعجز yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya yang melemahkan disebut mu’jiz dan bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, maka ia dinamakan معجزة. Tambahan ta’ marbuthah (ة) pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah (superlatif). Menurut Subhi al Shalih dan Muhammad Ali Ash     

             Shabuni, I’jaz berarti lemah atau tidak mampu kepada yang lain. Ahmad von Denffer mengartikan I’jaz sebagai “yang melemahkan, yang meniadakan kekuatan, yang tak tertirukan, yang mustahil”.Sebagaimana telah disebut pada pendahuluan, terma mukjizat biasanya ditemukan dalam kisah para nabi sebagai sebuah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka untuk membuktikan kenabiannya dan mengalahkan para pengingkarnya. Biasanya anugerah itu menyangkut peristiwa yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh orang lain di masa itu. Oleh sebab itu sangat umum dikenal pengertian mukjizat sebagaimana didefinisikan Manna’ al Qaththan dengan;

والمعجزة: أمر خارق للعادة مقرون بالتحدي سالم عن المعارضةMukjizat: Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, serta tidak akan dapat ditandingi, atau defenisi dari Quraish Shihab:“Suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melayani tantangan itu” Mukjizat sebagai kejadian luar biasa tidak dapat terjadi pada sembarang orang. Secara historis, mukjizat selalu menemukan momentnya sendiri berdasarkan kehendak Allah SWT. Quraish Shihab mengemukakan beberapa unsur yang menyertai mukjizat, yaitu:

1.Hal atau peristiwa yang luar biasa;

2.terjadi atau dipaparkan oleh seorang yang mengaku nabi;

3.mengandung tantangan terhadap yang meragukan kenabian;

4.tantangan itu tidak mampu atau gagal dilayani. 


B.                 Macam-Macam Mukjizat

                 Secara umum mukjizat dapat digolongkan menjadi dua klasifikasi, yaitu: Mu’jizat Indrawi (Hissiyyah)Mukjizat jenis ini diderivasikan pada kekuatan yang muncul dari segi fisik yang mengisyaratkan adanya kesaktian seorang nabi. Secara umum dapat diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa dapat membelah lautan, mukjizat nabi Daud dapat melunakkan besi serta mukjizat nabi-nabi dari bani Israil yang lain. Bahkan secara umum bila melihat komentar Imam Jalaludin as-Suyuthi, dimana beliau berpendapat bahwa kebanyakan maukjizat yang ditanpakkan Allah pada diri para nabi yang diutus kepada bani Israil adalah mukjizat jenis fisik. Beliau menambahkan hal itu dikarenakan atas lemah dan keterbelakangan tingkat intelegensi bani Israil.[5] Mukjizat Rasional (‘aqliyah)Mukjizat ini tentunya sesuai dengan namanya lebih banyak ditopang oleh kemampuan intelektual yang rasional. Dalam kasus al-Quran sebagai mukjizat nabi 

              Muhammad atas umatnya dapat dilihat dari segi keajaiban ilmiah yang rasional dan oleh karena itulah mukjizat al-Quran ini bias abadi sampai hari Qiamat. Jalaludin as-Suyuthi kembali berkomentar, bahwa sebab yang melatarbelakangi diberikannya mukjizat rasional atas umat nabi Muhammad adalah keberadaan mereka yang sudah relative matang dibidang intelektual. Beliau menambahkan, oleh karena itu al-Quran adalam meukjizat rasional, maka sisi i’jaznya hanya bias diketahui dengan kemampuan intelektual, lain halnya dengan mukjizat fisik yang bias diketahui dengan instrument indrawi. Meskipun al-Quran diklasifikasian sebagai mukjizat rasional ini tidak serta merta menafikan mukjizat-mukjizat fisik yang telah dianugrahkan Allah kepadanya utnuk memperkuat dakwahnya. Segi-segi kemukjizatan al-Quran1. Segi bahasa dan susunan redaksinya      Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran telah mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada didunia ini, baik sebelum dan seudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa (balaghah). Mereka juga telah meramba jalan yang belum pernah diinjak orang lain dalam kesempurnaan menyampaikan penjelasan (al-bayan), keserasian dalam menyusun kata-kata, serta kelancaran logika.Oleh karena bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh dalam bahasa dan seni sastra, karena sebab itulah al-Quran menantang mereka. Padahal mereka memiliki kemampuan bahasa yang tidak bias dicapai orang lain seperti kemahiran dalam berpuaisi, syi’ir atau prosa (natsar), memberikan penjelasan dalam langgam sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. 

             Namun walaupun begitu mereka tetap dalam ketidakberdayaan ketika dihadapkan dengan al-Quran.Dari sini bias disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang tidak mampu oleh seorang pun, sementara sarana-sarana yang diperlukan secara berlimpah, sedang motivasi juga kuat, maka itu menandakan adanya ketidak mampuan dikerjakannya pekerjaan itu. Dan apabila hal itu telah terbukti, serta kita tahu bangsa Arab telah ditantang al-Quran namun tak mampu menjawabnya, meskipun mereka sangat ingin melakukannya dan memilki sarana yangkuat untuk itu. Maka tahulah kita bahwa tantangan itu merupakan tantangan yang tidak mampu mereka layani.Selanjutnya apabila ketidakmampuan bangsa Arab telah terbukti sedangkan mereka jago dalam bidang bahasa dan sastra, maka terbukti pulalah kemukjizatan al- Quran dalam segi bahasa dan sastra dan itu merupakan argumenatasi terhadap mereka maupun terhadap kaum-kaum selain mereka. Sebab dipahami bahwa apabila sebuah pekerjaan tidak bias dilakukan oleh mereka yang ahli dalam bidangnya tentunya semakin jauh lagi kemustahilan itu bias dilakukan oleh mereka yang tidak ahli dibidangnya.Berkaitan dengan masalah pembuktian akan ketidak mampuan bangsa Arab untuk menyainngi al-Quran para ulama banyak memberikan komentar yang mengisyaratkan adanya perbedaan tentang ihwal ketidakmampuan itu bias terjadi. Secara umum pendapat ulama dalam masalah sebab terjadinya fenomena ketidakmampuan orang Arab untuk menandingi al-Quran ada dua pendapat, yaitu:

a.Muncul dari factor i’jaz yang terkait dan inheren dalam al-Quran

b. Muncul dari luar al-Quran dengan adanya kesengajaan Allah untuk melemahkan orang Arab secara intelektual (sharfah)

 2. Segi isyarat ilmiahPemaknaan kemukjizatan al-Quran dalam segi ilmiyyah adalah dorongan serta stimulasi al-Quran kepada manusia untuk selalu berfikir keras atas dirinya sendiri dan alam semesta yang mengitarinya. Al-Quran memberikan ruangan sebebas-bebasnya pada pergulan pemikiran ilmu pengetahuan sebagaimana halnya tidak ditemukan pada kitab-kitab agama lainnya yang malah cenderung restriktif. Pada khirnya teori ilmu pengetahuan yang telah lulus uji kebenaran ilmiahnya akan selalu koheheren dengan al-Quran. Al-Quran dalam mengemukakan dalil-dalil, argument serta penjelasan ayat-ayat ilmiah, menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah yang sebagaiannya baru terungkap pada zaman atom, planet dan penaklukan angkasa luar sekarang ini. Diantaranya adalah :

1.                   “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30). Dalam ayat ini terdapat isyarat ilmiah tentang sejarah tata surya dan asal mulanya yang padu, kemudian terpisah-pisahnya benda-benda langit (planet-planet), sebagian dari yang lain secara gradual. Begitu juga di dalamnya terdapat isyarat tentang asal-usul kehidupan yaitu dari air.
2.                   “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. Al-Hijr: 22) ayat ini meberikan isyarat tentang peran angin dalam turunnya hujan begitu juga tentang pembuahan serbuk bunga tumbuh-tumbuhan.
3.                   “Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka,” (QS. Al-Zalzalah: 6) adanyan pemeliharaan dan pengabadian segala macam perbuatan manusia di dunia. Dan jika ini dapat dilakukan manusia, maka pastilah itu jauh lebih mudah bagi Allah
4.                   “Bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.” (QS. Al-Qiyamah: 4) dianatara kepelikan penciptaan manusia adalah sidik jarinya. Ayat ini menyebtkan kenyataan ilmiah bahwa tidak ada jari-jari tangan seorang manusia yang bersidik jari yang sama dengan manusia yang lainnya

3. Segi pemberitaan yang ghaibSurat-surat dalam al-Quran mencakup banyak berita tentang hal ghaib. Kapabilitas al-Quran dalam memberikan informasi-informasi tentang hal-hal yang ghaib seakan menjadi prasyarat utama penopang eksistensinya sebgai kitab mukjizat. Akan tetapi pemberian informasi akan segala hal yang ghaib tidak memonopoli seuruh aspek kemukjizatan al-Quran itu sendiri. Diantara contohnya adalah:a.                    Keghaiban masa lampau. Al-Quran sangat jelas dan fasih seklai dalam menjelaskan cerita masa lalu seakan-akan menjadi saksi mata yang langsung mengikuti jalannya cerita. Dan tidak ada satupun dari kisah-kisah tersebut yang tidak terbukti kebenarannya. Diantaranya adalah: Kisah nabi Musa: Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.” mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan Kami buah ejekan?”[62] Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”.(QS. Al-baqarah: 67) Kisah Fir’aun : 

4. Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka[1111]. Sesungguhnya Fir’aun Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qoshosh: 4)
b.                   Keghaiban masa sekarang. Terbukanya niat busuk orang munafik di masa rasulullah. 204. Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras.(QS. Al-Baqoroh: 204)
c.                    Keghaiban masa yang akan dating. Ghulibatir ruum. Fii adnal ‘ardhii wahum min ba’di ghalibiin sayaghlibun fi bid’i sinin (QS. Ar-Rum 2-4)

4. Segi petunjuk penetapan hokum syara’Diantara hal-hal yang mencengangkan akal dan tak mungkin dicari penyebabnya selain bahwa al-Quran adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya syari’at paling ideal bagi umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi kehidupan, yang dibawa al-Quran utnuk mengatur kehidupan amanusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Antara lain contohnya :

a.Keadilan. “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS. An-nahl: 90)

b. Mencegah pertumpahan darah. “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain[411], atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya[412]. Dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu[413] sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”

c. Pertahanan untuk menghancurkan fitnah dan agresi. “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah: 193)
 

C. Bentuk-Bentuk I’Jaz Al-QuranIjaz al-Qur’an dalam melemahkan manusia untuk mendatangkan sepadan dengan al-Qur’an terdiri dari aspek lafziah (morfologis), maknawiyah (semantik) dan ruhiyah (psikologis), semuanya bersandarkan (interchangeable) dan bersatu, sehingga melemahkan manusia untuk menandinginya.                    Ijaz al-Quran bersifat  zaty (essensial), bukan bersifat relatif (idhafy) dan bukan karena sesuatu yang keluar darinya dan juga bersifat universal sesuai dengan universalitas al-Qur’an.
Berikut ini bentuk-bentuk Ijaz al-Qur’an yang telah dapat dicapai oleh akal manusia dan telah diungkapkan para ulama, yaitu :

1.Keharmonisan uslub bahasanya, keindahan dan ketelitian redaksi-redaksinya, maknanya, hukumnya dan teorinya.      
Betapa menakjubkan rangkaian al-Qur’an dan betapa indah susunannya. Tidak ada kontradiksi dan perbedaan di dalamnya, padahal al-Qur’an membeberkan banyak segi yang dikandungnya, seperti kisah dan nasehat, argumentasi, hikmah dan hukum, tuntutan dan peringatan, janji dan ancaman, kabar gembira dan berita duka serta akhlak mulia dan sebagainya.Abdurrazaq Nawfal dalam al-Ijaz al-Adaby li al-Qur’an al-Karim mengemukakan tentang keharmonisan dan keseimbangan ushlub bahasa al-Qur’an sebagai berikut :

2.Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya, seperti :
-         Al-hayah (hidup)  dan al-mawt (mati) masing-masing sebanyak 145 kali.
-         Al-Naf’u (manfaat) dan al-madharrah (madarat) masing-masing sebanyak 50 kali.
-         Al-har (panas) dan al-bard (dingin) masing-masing sebanyak 4 kali.
-         Al-rahbah (takut) dan al-raghbah (harap) masing-masing sebanyak 8 kali.
-        Al-shaif (musim panas) dan al-syita (musim dingin) masing-masing sebanyak 1 kali.

3.         Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya, seperti :
-         Al-harts dan al-zira’ah (membajak/ bertani) masing-masing sebanyak 14 kali.
-         Al-ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh) masing-masing sebanyak 27 kali.
-         Al-aql dan al-nur (akal/cahaya) masing-masing sebanyak 49 kali.
-         Al-jahr dan al-alaniyah (nyata) masing-masing sebanyak 16 kali.
-         Al-Qur’an, al-wahyu dan al-islam masing-masing sebanyak 70 kali.

4.       Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya, seperti :
-         Al-infaq (infak)  dengan al-ridha (kerelaan) masing-masing sebanyak 73 kali.
-         Al-bukhl (kikir) dengan al-hasarah (penyesalan) masing-masing sebanyak 12 kali.
-         Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahraq (neraka/pembakaran) masing-masing sebanyak 154 kali.
-         Al-zakat (zakat/penyucian) dengan al-barakah (kebajikan yang banyak) masing-masing sebanyak 32 kali.
-         Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadab (murka) masing-masing sebanyak 26 kali.

5.         Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya, seperti :
-       Al-israf (pemborosan)  denan al-sur’ah (ketergesa-gesaan) masing-masing sebanyak 23 kali.
-       Al-mauidzah (nasihat) dengan al-lisan (lidah) masing-masing sebanyak 25 kali.
-       Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang) masing-masing sebanyak 6 kali.
-      Al-salam (kedamaian) dan al-thayyibat (kebajikan) masing-masing sebanyak 60 kali.
6.         Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut ditemukan juga keseimbangan khusus , yaitu :
-         Kata yaum (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali sebanyak bilangan hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural  (ayyam) atau dua (yaumain) jumlah keseluruhannya hanya 30 kali sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Di sisi lain kata yang berarti bulan (syahr) hanya terdapat 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
-         Al-Qur’an menjelaskan bahwa langit ada tujuh. Penjelasan ini diulangi sebanyak tujuh kali pula yaitu dalam al-Baqarah : 29, al-Isra : 44, al-Mu’minun : 86, Fushilat : 12, al-Thalaq : 12, al-Mulk : 3 dan Nuh : 15. Selain itu penjelasannya tentang terciptanya langit dan bumi dalam 6 hari dinyatakan pula dalam 7 ayat.
-         Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Allah , baik rasul, nabi, basyir dan nazir keseluruhannya berjumlah 518 kali seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut yakni 518 kali.
Al-Qur’an diungkapkan dengan gaya bahasa dan uslub bermacam-macam dengan pokok bahasan yang bermacam-macam pula yaitu bidang aqidah, akhlaq dan pembentukan hukum Islam (syar’iyyah tasyri’iyyah), yang satu sama lainnya tidak terdapat kontradiksi dan pertentangan. Allah swt. telah memberi petunjuknya dalam Q.S. al-Nisa : 82 sebagai berikut :Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an? Kalau kiranya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya.Berdasarkan ayat di atas, seandainya kita temukan ada ayat al-Qur’an yang lahirnya kontradiktif antara satu ayat dengan ayat lainnya, maka setelah diadakan pembahasan dan penelitian, tampaklah keserasian dan keharmonisannya, tidak ada kontradiksi di dalamnya. Seandainya al-Qur’an itu datang selain dari Allah, niscaya akan didapatkan kontradiksi yang banyak di dalamnya.

7.         Persesuaian ayat-ayat al-Qur’an menurut teori-teori  yang  telah diungkapkan oleh ilmu pengetahuan dan isyarat-isyarat ilmiahnya.
Semua persoalan atau kaidah ilmu pengetahuan yang telah mantap dan meyakinkan merupakan manipestasi dari pemikiran valid yang dianjurkan al-Qur’an tidak ada kontradiksi sedikitpun dengannya. Ilmu pengetahuan telah maju dan telah banyak melahirkan kemajuan yang spektakuler yang tidak ada pertentangan dengan al-Qur’an. Ini merupakan ijaz al-Qur’an.Al-Qur’an menjadikan pemikiran  lurus dan perhatian  tepat terhadap alam dan segala apa yang ada di dalamnya sebagai sarana terbesar agar makin mantap dan kuat nilai keimanan kepada Allah swt.
Al-Qur’an mendorong manusia agar memikirkan makhluk-makhluk Allah yang ada di langit dan di bumi[9], memikirkan dirinya sendiri, bumi yang ditempatinya dan alam yang mengitarinya[10], al-Qur’an membangkitkan kesadaran ilmiah pada setiap diri manusia untuk memikirkan, memahami dan menggunakan akal[11], Allah mengumpulkan ilmu falak, botani, geologi dan zoologi sebagai pendorong rasa takut kepada Allah.Demikianlah ijaz al-Qur’an secara ilmiah terletak pada dorongannya kepada umat manusia untuk berfikir disamping membukakan kepada mereka pintu-pintu pengetahuan dan mengajak masuk ke dalamnya dan menerima segala ilmu pengetahuan yang baru yang mantap dan stabil.Disamping hal-hal di atas, di dalam al-Qur’an terdapat isyarat-isyarat ilmiah yang diungkapkan dalam kontek hidayah, misalnya :

1.         Perkawinan tumbuh-tumbuhan itu  ada yang zati yaitu tumbuh-tumbuhan yang bunganya mengandung organ jantan dan betina (putik dan benang sari) dan ada yang khalti yaitu tumbuh-tumbuhan yang organ jantannya terpisah dari organ betina seperti pohon kurma, sehingga perkawinannya melalui pemindahan dan sarana pemindahannya adalah angin. Penjelasan ini terdapat dalam al-Qur’an Surat al-Hijr : 22 :
Artinya : Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan).

2.         Oksigen sangat penting bagi pernafasan manusia dan oksigen tiu berkurang pada lapisan-lapisan udara yang tinggi. Semakin tinggi manusia berada di lapisan udara, maka ia akan merasakan sesak dada dan sulit bernafas. Firman Allah dalam al-Qur’an urat al-An’am : 125 :
Artinya : Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seakan-akan ia sedang mendaki ke langit

3.         Langit dan bumi dulunya berasal dari satu gumpalan (kesatuan kosmos) kemudian terjadi ledakan dahsyat (big bang) yang membuatnya terpecah-pecah menjadi beberapa planet dan kehidupan membutuhkan air. Firman Allah dalam al-Qur’an Surat al-Anbiya : 30?
Artinya : Tidakkah orang-orang kafir melihat bahwa langit dan bumi itu dulunya merupakan satu yang padu kemudian kami pisahkan keduanya dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup itu dari air, maka mengapakah mereka tidak beriman.Demikian pula diisyaratkan bahwa cahaya matahari bersumber dari dirinya, sedangkan cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)[13]. Jenis kelamin anak adalah hasil sperma pria sedangkan wanita sekedar mengandung karena mereka hanya bagaikan ladang dan banyak lagi isyarat-isyarat ilmiah yang disebutkan al-Quran yang  tidak penulis paparkan dalam makalah singkat ini.
Isyarat-isyarat ilmiah dan yang serupa dengannya yang terdapat dalam al-Qur’an itu datang dalam kontek petunjuk Ilahi (hidayah ilahiyah) dan akal manusia boleh mengkaji dan memikirkannya.

3.         Pemberitaan-pemberitaan ghaib yakni memberitahukan hal-hal kejadian yang tidak diketahui kecuali oleh Allah swt. Yang Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib.
Al-Qur’an telah memberitakan mengenai terjadinya kejadian-kejadian pada masa yang akan datang yang tidak diketahui yang tak seorangpun mengetahui hal itu, seperti Firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Rum : 1-4 :Artinya : Alif lam mim. Telah dikalahkan bangsa Rumawi di negeri terdekat dan mereka sudah dikalahkan akan menang dalam beberapa tahun lagi.Al-Qur’an telah menceriterakan bangsa-bangsa terdahulu yang tidak meninggalkan bekas ataupun tanda (prasasti) yang mengandung beritanya. Hal ini adalah bukti bahwa al-Qur’an di sisi Allah yang tidak tersembunyi untuk masa sekarang, masa lampau dan masa yang akan datang. Allah swt. memberi petunjuk dalam Q.S. Hud : 49 :Artinya : Itu adalah diantara berita-berita penting tentang yang ghaib yang kami wahyukan kepadamu (Muhammad), kamu tidak pernah mengetahuinya dan tidak ( pula) kaummu sebelum ini.Dalam hal ini seperti kisah Fir’aun yang mengejar-ngejar  Nabi Musa as. dan kaumnya dan tenggelam di laut merah, tetapi badan Fir’aun diselamatkan sebagaimana diberitakan dalam Q.S. Yunus : 92
Artinya : Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu agar kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu.Tidak seorangpun  mengetahui hal tersebut, karena hal itu terjadi sekitar 1200 tahun sebelum masehi. Pada awal abad ke 19 tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret menemukan di lembah raja-raja Luxor Mesir, satu mumi yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama Maniptah yang pernah mengejar Nabi Musa as. Selain itu pada tanggal 8 Juli 1908 Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut mumi Fir’aun tersebut. Apa yang ditemukan adalah jasad utuh seperti yang diberitakan al-Qur’an. Setiap orang yang berkunjung ke Museum Kairo akan dapat melihat  jasad Fir’aun tersebut[16].

4.         Kefashahan lafaz al-Qur’an, Kebalaghahan bahasanya dan Kekuatan Pengaruhnya.
Di dalam al-Qur’an tidak terdapat lafaz yang tidak enak untuk didengar (tidak memenuhi sasaran) atau tanafur (kekacauan susunan). Ungkapan gaya bahasanya yang relevan dengan situasi dan kondiisi telah mencapai ukuran balaghah (sastra) yang tertinggi. Hal ini akan lebih jelas dan terasa bagi orang yang memiliki dzauq Arabi (daya rasa bahasa Arab) dalam beberapa kata tasybih (kata-kata yang relatif) di dalam al-Qur’an, beberapa kalam matsal (kalimat ungkapan), beberapa hujjah (argumentasi), mujadalah (dialog-dialog) dan dalam menetapkan pedoman-pedoman yang benar atau di dalam menghinakan orang yang berbuat bathil dan dalam mengungkapkan tiap-tiap makna (amanat) dan tujuan yang dimaksudkan.Adapun kekuatan pengaruhnya terhadap jiwa sekaligus penguasaannya secara maknawi (spiritual) terhadap jiwa dan hati, bisa dijiwai oleh setiap orang yang meresapi, yang mempunyai ketajaman daya tangkap mata hati.Bagi kita cukup dengan bukti bahwa al-Qur’an tidak membosankan pendengaran dan selalu up to date.

. Dr. Abd. Rozzaq Naufal, dalam kitab Al-I’jazu al-Adadi Lil Qur’anil Karim menerangkan bahwa i’jazil Qur’an itu ada 4 macam, adalah sebagai berikut:

1) Al-I’jazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya, yang muncul ada pada masa peningkatan mutu sastra Arab.2) Al-I’jazut Tasyri’i yaitu kemukjizatan segi pensyariatan hukum-hukum ajarannya yang muncul pada masa penetapan hukum-hukum syari’at Islam.3) Al-I’jazul Ilmu yaitu kemukjizatan segi ilmu pengetahuan, yang muncul pada masa kebangkitan ilmu dan sains di kalangan umat Islam.4) Al-I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan segi quantity / matematis, statistik yang muncul pada abad ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang.     
                                                     
                                                      DAFTAR PUSTAKA 
Abi alFadl Jalaludin Muhammad, Lisan al-Arab, juz V, Dar el-Fikr, Libanon Hamzah, Muchotob (2003). Studi Al-Qur'an Komprehensif. Yogyakarta:

 Gama Media ISBN 979-95526-1-3 Manna Khalil Qattan, Mabahis Fi ulum al-Qur’an (Muzakir, pen.), Jakarta : Lentera Nusantara,1992..
 

Jalaludin as-Suyuthi, al-Itqon fi ulumi al-Quran, juz II, Muassasah al-kutub as-Saqofiyah, Mesir M. Abdul Adzim az-Zarqoni, Manahilul Irfan fi Ulumil Quran, Juz III, Dar el-Kutub al-Ilmiyah, Beirut
 

makalah budaya politik partisipan


              BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
                                     DI
                                     S
                                     U
                                     S
                                     U
                                     N
                                  OLEH
                           KELOMPOK IV
         NAMA   :
1.         EKA PUTRI
2.         MARLINA RISKINA
3.         SAHDIARA FAUZAN
4.         MUSLEM
KATA PENGANTAR
                                                                                       

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  BUDAYA POLITIK PARTISIPAN    dari tugas Kewarganegaraan ini dengan tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak  kekurangan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, kami berharap bagi para pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan sarannya.
      Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin

 DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR                                                      ……………………………………………………………….   i
DAFTAR ISI    
BAB I  PENDAHULUAN                                              
A.     Latar Belakang                                                      ……………………………………………………………….   1
B.     Rumusan Masalah                                                ……………………………………………………………….   1
C.     Tujuan                                                                     ……………………………………………………………….   2
BAB II  PEMBAHASAN
A.       Pengertian Budaya Politik Partisipan               ……………………………………………………………….   3
B.       Bentuk-Bentuk Budaya Politik Partisipan      ……………………………………………………………….   5
C.     Sebab – Sebab Budaya Politik Partisipan       ……………………………………………………………….   6
D.    Penerapan Budaya Politik Partisipan                ……………………………………………………………….   6
BAB III  PENUTUP       
A.     Kesimpulan                                                            ……………………………………………………………….   8
B.      Saran                                                                       ……………………………………………………………….   8
DAFTAR PUSTAKA                                                       ……………………………………………………………….   ii

BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
Budaya politik merupakan sistem nilai dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh masyarakat. Namun, setiap unsur masyarakat berbeda pula budaya politiknya, seperti antara masyarakat umum dengan para elitenya. Seperti juga di Indonesia, menurut Benedict R. OG Anderson, kebudayaan Indonesia cenderung membagi secara tajam antara kelompok elite dengankelompok massa.
Negara Indonesia sebagai negara demokratis membutuhkan warga negara yang berbudaya politik partisipan dan berorientasi setia atau mendukung sistem politik nasional. Warga negara yang berciri demikian inilah yang memang didutuhkan bagi sistem politik demokrasi di Indonesia. 
Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem politik suatu negara. Manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, senantiasa akan berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian dan papan (rumah). Lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sebagai anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik.

B.       Rumusan Masalah
·         Jelaskan pengertian budaya politik partisipan!
·          Jelaskan bentuk-bentuk budaya politik partisipan!
·          Jelaskan budaya politik yang bertentangan dengan semangat pembangunan politik bangsa!
·         Jelaskan contoh budaya politik partisipan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara!
·         Jelaskan contoh perilaku yang berperan aktif dalam politik yang berkembang di masyarakat!


C.      Tujuan
·         Untuk mengetahui pengertian budaya politik partisipan
·         Untuk mengetahui bentuk-bentuk budaya politik partisipan
·          Untuk mengetahui budaya politik yang bertentangan dengan semangat pembangunan politik bangsa
·         Untuk mengetahui contoh budaya politik partisipan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
·         Untuk mengetahui contoh perilaku yang berperan aktif dalam politik yang berkembang di masyarakat 

BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Budaya Politik Partisipan
Budaya politik yang partisipasif  adalah budaya politik yang demokratik, dalam hal ini, akan mendukung terbentuknya sebuah sistem politik yang demokratik dan stabil. Budaya politik yang demokratik ini menyangkut “suatu kumpulan sistem keyakinan, sikap, norma, persepsi, dan sejenisnya, yang menopang terwujudnya partisipasi,” kata Almond dan Verba.
Masayarakat dalam budaya politik ini mamahami bahwa mereka berstatus warga negara dan memberikan perhatian terhadap sistem politik. Masyarakat memiliki kebangsaan dan kemaua untuk berperam dalam sistem politik. Selain itu, masyarakat dalam budaya politik imi memiliki keyakinan dapat memengaruhi pengambilan kebijakan publik dan membentuk kelompok untuk melakukan protes jika pelaksamaa pemerintah tidak transparan.
Dalam budaya politik partisipan ini, demokrasi dapat berkembang dengan baik. Hal ini dikarenakan terjadinya hubungan yang harmonis antara warga negara dan pemerintah yang ditunjuk oleh tingkat kompetensi politik (penyelesaian sesuatu secara politik), dan tingkat efficacy (keberdayaan). Dapat dikatakan bahwa tipe budaya ini merupakan kondisi ideal bagi secara politik.
Dalam budaya politik partisipan, orientasi politik warga terhadap kesulurahan objek, baik umum, input, maupun output secara pribadinya mendekati satu atau dapat dikatakan tinggi.
Menurut Bronson dan kawan-kawan dalam bukunya Belajar Civic Education dari Amerika,beberapa karakter publik dan privat sebagai perwujudan budaya partisipan sebagai berikut:
a.       Menjadi anggota masyarakat yang independen. Karakter ini meliputi,
 1. Kesadaran pribadi untuk bertanggung jawab sesuai ketentuan, bukan karena keterpaksaan atau pengawasan dariluar;
2.  Bertanggung jawab atas tindakan yang di perbuat;
3.   Memenuhi kewajiban moral dan hukum sebagai anggota masyarakat demokrtis.
b.      Memenuhi tanggung jawab personal kewargaan dibidang ekonomi dan politik. Tanggung jawab ini antara lain meliputi:
1.  Memelihara atau menjaga diri;
2.  Memberi nafkah dan merawat keluarga;
3.  Mengasuh dan mendidik anak.
Didalamnya termasuk pula mengikuti informasi tentang isu-isu publik, seperti:
a.       Menentukan pilihan (voting);
b.       Membayar pajak;
c.        Menjadi juri di pengadilan;
d.       Melayani masyarakat;
e.        Melakukan tugas kepemimpinan sesuai bakat masing-masing.

c.        Menghormati harkat dan marabat kemanusiaan setiap invidu.
1.      Menghormati orang lain berarti mendengarkan pendapat mereka.
2.      Bersifat sopan.
3.       Menghargai hak-hak dan kepentingan-kepentingan sesama warga negara.
4.       Meengikuti aturan “prinsip mayoritas” namun tetap menghargai hak-hak minoritas untuk berbeda pendapat.
d.      Berpartisipasi dalam urusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan bijaksana. Karakterini merupakan sadar informasi sebelum :
1.  Menentukan pilihan (voting) atau berpartisipasi dalam debat publik:
2. Terlibat dalam diskusi yang santun dan serius;
3.  Memegang kendali  dalam kepemimpinan bila di perlukan;
4.  Membuat evaluasi tentang kapan saatnya kepentingan pribadi seseorang sebagai warga negara harus di kesampingkan demi memenuhi kepentingan publik;
5.  Mengavaluasi kapan seseorang karena kewajiban atau prinsip-prinsip konstitusional di haruskan menolak tuntutan-tuntutan kewarganegaraan tertentu.
e.   Mengembangkan fungsi demokrasi konstitusional secara sehat. Karakter ini meliputi:
1. Sadar informasi dan kepekaan terhadap unsur-unsur publik;
2.  Melakukan penalahan terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip konstitusional;
3. Memonitor keputusan para pemimpin politik dan lembaga-lembaga publik agar sesuai dengan nilai-nilai dan  prinsip-prinsip tadi;
4. Mengambil langkah-langkah yang di perlukan bila ada kekurangannya.

Karakter ini mengarahkan warga negara agar bekerja dengan cara-cara yang damai dan legal dalam rangka mengubah undang-undang yang dianggap tidak adil dan tidak bijaksana.
Budaya politik partisipan adalah salah satu jenis budaya politik bangsa. Dalam budaya politik partisipan, orientasi politik warga terhadapkesluruhan objek politik, baik umum, input dan output, maupun pribadinya mendekati satu atau dapat dikatakan tinggi. Berdasar hal ini maka ciri-ciri budaya politik partisipan adalah sebagai berikut:
a.   Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek politik, baik menerima maupun menolak suatu objek politik
b.  Kesadaran bahwa ia adalah warga negara yang aktif dan berperan sebagai aktivis
c.  Warga menyadari akan hak dan tanggung jawabnya (kewajibannya) dan mampu mempergunakan hak itu serta menanggung kewajibannya
d. Tidak menerima begitu saja keadaan, tunduk pada keadaan, berdisiplin, tetapi dapat menilai dengan penuh kesadaran semua objek politik, baik keseluruhan, input, output ataupun posisi dirinya sendiri
e.  Kehidupan politik dianggap sebagai sarana trnsaksi seperti halnya penjual dan pembeli. Warga dapat menerima berdasar kesadaran, tetapi juga mampu menolak berdasarkan penilaiannya sendiri


B.       Bentuk-Bentuk Budaya Politik Partisipan           
Sebagai komunitas warga negara yang terdidik dan terpelajar,hendaknya kita memiliki peran besar (partisipasi aktif)untuk melakukan perubahan politik yang lebih baik dan berbudaya. Melalui sarana pemilihan umum, kita dapat menjadikannya sebagai momentum untuk mendorong perubahan sosial politik, politik ekonomi, budaya, dan lain-lain ke arah yang lebih baik dan demokratif melalui pemerintahanyang dipilah melalui pemilu, secara damai dan beradab (berbudaya). Semua itu dimaksudkan sebagai upaya melakukan pendidikan budaya politik partisipan (rakyat) yang lebih luas karena dengan demikian akan dapat digunakan sebagai salah satu rujukan untuk menentukan pilihan dalam pemilu secara arif, bijaksana, kritis, dan rasional.
Dalam setiap tahapan pemilu, kita sebagai simpatisan (kader) partai politik, ataupu kaum terpelajar tidak ada larangan untuk mengikutinya. Namun demikian, hal yang perlu dikedepankan dalam kampanye adalah situasi damai karena dalam kampanyenya sering kali terjadi persinggungan antar massa pendukung dari partai politik (simpatisan dan kader) partai politik. Bermula dari saling mengejek dan saling hina di antara mereka ketika berpapasan di jalan raya dalam situasi kampanye, perkelahian antar massa pendukung partai politik seringkali terjadi.
Untuk mewujudkan situasi seperti itu dibutuhhkan toleransi yang besar terhadap kelompok yang berbeda pandangan politik dan juga sikap anti kekerasan. Pelajar yang ingin aktif dalam kampanye harus sadar bahwa tindakan brutal, kekerasan, dan keseluruhan hanya akan merusak situasi pemilu yang demokratis dan beradab. Untuk itu, kita harus sadar bahwa brutalisme, kekerasan, dan kerusuhan yang mengiringi proses pemilu sebenarnya adalah tindakan yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai demokratis dan budaya politik bangsa Indonesia. Albert Camuspernah mengatakan bahwa I’ anarchie est I’abus de la democratie, anarkisme adalah penyelewengan dari demokrasi.

C. Sebab – Sebab  Budaya Politik Partisipan.
·         Adanya keragaman masyarakat di Indonesia
·         Masih adanya daerah yang terisolir dan tidak mendapat pengaruh dari luar
·         Masih tingginya tingkatan primordial atau kesukuan
·         Masih tingginya sikap tentang paternalisme
·         Adanya dilema antara modernisasi dengan tradisi dalam masyarakat

D. Penerapan Budaya Politik Partisipan
·         Menyelesaikan perselaisihan secara damai dan melembanga. Dalam setiap masyarakat terdapat beda pendapat serta kepentingan yang dalam alam demokrasi dianggap wajar untuk diperjuangkan. Perselisihan harus dapat diselesaikan melalui perundingan dan dialog terbuka untuk mencapai kompromi, consensus, atau mufakat.
·         Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah. Perubahan social terjadi karena beberapa factor, seperti kemajuan teknologi, kepadatan penduduk, dan pola perdagangan. Pemerintah harus dapat menyesuaikan kebijaksanaannya terhadap perubahan-perubahan dan mengendalikannya.
·         Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur. Dalam masyarakat demokratis, pergantian pimpinan atas dasar turunan, mengangkat diri sendiri, coup d’ etat dianggap tidak wajar.
·         Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Golongan minoritas yang biasanya terkena paksaan akan lebih menerimanya apabila diberi kesempatan turut serta dalam merumuskan kebijaksanaan.
·         Mengakui dan menanggap wajar adanya kenekaragaman. Keanekaragaman tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, dan tingkah laku, perlu terselengaranya masyarakat yang terbuka dan kebebasan politik yang memungkinkan timbulnya fleksibilitas dan tersedianya berbagai alternative dalam tindakan politik. Namun demikian, keanekaragaman tetap berada dalam kerangka persatuan bangsa dan Negara.
·         Menjamin tegaknya keadilan. Dalam masyarakat demokratis keadilan merupakan cita-cita bersama, walaupun sebagian kecil masyarakat ada yang merasa diperlakukan tidak adil.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
   Dari pembahasan di atas kami dapat menarik kesimpulan bahwa:
Budaya politik yang partisipasif  adalah budaya politik yang demokratik, dalam hal ini, akan mendukung terbentuknya sebuah sistem politik yang demokratik dan stabil.
Budaya politik partisipan adalah salah satu jenis budaya politik bangsa. Dalam budaya politik partisipan, orientasi politik warga terhadap kesluruhan objek politik, baik umum, input dan output, maupun pribadinya mendekati satu atau dapat dikatakan tinggi.

B.       Saran 
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Maka diharapkan kepada warga negara yang berbudaya politik partisipan dan berorientasi setia atau mendukung sistem politik nasional.